Sejarah Aktivitas ‘Guru’,Saatnya Berpaut Kepada Tuhan

Manado, Swarasulut-Kepulan asap tebal yang di muntahkan Gunung Ruang (Guru), kini (hingga berita ini diturunkan) tengah berlangsung, hal ini tentu saja, menyadarkan kita seberapa kecilnya kita Manusia dihadapan ciptaan Tuhan ini, olehnya warga Sulawesi Utara (Sulut) khususnya warga Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, diminta berbenah, dan terus panjatkan doa kepada Tuhan agar terhindar dari malapetaka yang ditimbulkan oleh aktivitas Guru tersebut.
Dilansir dari situs detiknews, Indonesia termasuk negara yang masuk dalam posisi ring of fire, atau cincin api di mana pada wilayah tersebut rawan mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi. Tercatat pada laman Magma Indonesia, terdapat 127 gunung api aktif di negara ini.
Salah satu gunung yang mengalami erupsi, Gunung Ruang pada 16 April 2024 dan ditetapkan naik status menjadi level IV atau awas pada Kamis (18/4/2024).

Nah, Dikutip laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Ruang secara geografis terletak pada posisi koordinat 2°19′ 18,30″ LU dan 125° 24′ 30,42 BT. Dan secara administratif terletak di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
Dengan ketinggian 725 mdpl, Gunung Ruang berada pada sebuah pulau yang terpisah dari pulau lainnya.
Tipe Gunung Ruang
Masih dari sumber yang sama, Gunung Ruang merupakan gunung api aktif di Indonesia yang bertipe strato dengan kubah lava. Gunung api tipe strato sendiri merupakan gunung api yang terbentuk dari endapan piroklastika dan aliran lava.
Aktivitas Gunung Ruang sendiri diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang ada di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
Sejarah Erupsi Gunung Ruang
Dikutip detikSulsel, Gunung Ruang pertama kali mengalami erupsi atau meletus pada tahun 1603. Berikut merupakan letusan-letusan yang terjadi di Gunung Ruang pada masa lampau.
· 1808: Terjadi ledakan dari kawah pusat Gunung Ruang yang menyebabkan seluruh tubuh gunung tertutup bahan letusan dan merusak Pulau Tagulandang bagian barat dan selatan. Dan tidak ada korban jiwa.
· 1810: Erupsi kuat pada bulan April
· 1840: Erupsi disertai awan panas
· 1856: Semburan asap
· 1870: Erupsi agak kuat pada bulan Agustus yang mengakibatkan kerusakan total pada pulau dan memusnahkan hewan serta tumbuhan di pulau tersebut.
· 1871: Pada Februari terjadi gempa yang lumayan, disusul longsoran di puncak pada 2 Maret dan kembali terjadi gempa pada 3 Maret. Lalu terjadi gelombang tinggi yang terjadi dua kali hingga memakan korban 300 sampai 400 orang. Setelah rentetan kejadian tersebut barulah Gunung Ruang meletus pada 9 dan 14 Maret dengan semburan batu dan pasir.
· 1874: Erupsi hebat dengan semburan abu dan batu pijar yang merusak tanaman dan rumah warga terbakar pada bulan November.
· 1889: Erupsi dan terbentk kubah lava dalam kawah.
· 1904-1905: Erupsi abu pada april yang berlangsung hingga Mei 1905. Disusul oleh aliran lava dan awan panas.
· 1914: Erupsi disertai awan panas
· 1915: Erupsi dalam beberapa bulan pertama
· 1918: Kegiatan yang meningkat pada bulan Februari.
· 1940: Peristiwa yang sama seperti 1918
· 1946: Erupsi pada bulan Oktober
· 1949: Erupsi disertai aliran lava pada bulan Januari
· 2002: Erupsi eksplosif disertai awan panas yang merusak lahan dan pemukiman hingga warga harus mengungsi. (Detik/dol)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *